TEORI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
TEORI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1.0
Pengenalan
Definisi Istilah Komunikasi
Interpersonal
Ø Komunikasi
interpersonal bermaksud proses komunikasi antara individu yang terdiri daripada
dua orang atau lebih. Ia bersifat terus iaitu bersemuka tanpa menggunakan
sebarang perantaraan atau saluran tertentu. Komunikasi interpersonal ini boleh
berlaku dalam keadaan formal atau bersahaja. (Aziz, 2002).
Ø Sulaiman
(2007) menyatakan bahawa komunikasi interpersonal akan berlaku apabila dua
individu berinteraksi secara bersemuka dan bertentangan antara satu sama lain.
Komunikasi ini berlaku dalam dua hala iaitu dua individu yang terlibat dalam
proses komunikasi itu saling menyampai dan menerima maklumat secara lisan dan
bukan lisan.
Ø Menurut
Abdullah (2001), komunikasi interpersonal seseorang iaitu boleh dilihat dari
dua model iaitu Model Humanistik melalui ciri-ciri keterbukaan, empati,
dukungan, sikap positif dan kesaksamaan dan satu lagi model ialah Model
Pragmatik dengan ciri-ciri keyakinan sosial, kebersamaan, daya ekspresif,
pengurusan interaksi dan orientasi lain.
Ø Menurut
G.R Miller dan M. Steinberg, mengatakan bahawa komunikasi secara interpersonal
dapat dipandang sebagai komunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan interpersonal.
(komunikasi menurut para ahli : 1975)
Ø Judy
C. Pearson, menyatakan sebagai mana bahawa komunikasi ini adalah proses yang
menggunakan mesej – mesej sebagai media perantara untuk menyampaikan maksud
tertentu antara dua orang atau lebih dalam suatu interaksi. (2011)
Ø Joseph
De. Vito, mengungkapkan bahwa komunikasi secara interpersonal adalah interaksi
verbal dan nonverbal yang dilakukan antara dua orang atau lebih. (2013)
Ø Menurut
Effendi (dalam Sunarto : 2003) mengatakan bahwa komunikasi secara interpersonal
merupakan bentuk komunikasi paling efektif yang terjadi antara dua pihak kerana
dalam interaksinya kita dapat melihat secara keseluruhan bentuk sikap dan raut
wajah dari rakan bicara.
2.0
Gambaran
Keseluruhan/ Latar Belakang/Sejarah Teori Komunikasi
Untuk memahami proses komunikasi
interpersonal lebih jauh, para ahli ilmuan dunia telah merancang model-model
komunikasi yang memacu pada perspektif
linear, perspektif transaksional, dan perspektif interaksional. Adapun
beberapa model komunikasi yang dapat membantu menggambarkan dan memahami
komunikasi interpersonal, diantaranya adalah :
1. Model Komunikasi
Lasswell
Model
komunikasi Lasswell adalah salah satu model komunikasi linear yang dikembangkan
oleh Harold D. Lasswell (1948). Model ini terdiri dari sejumlah pertanyaan
penting yang dapat dijawab tentang situasi komunikasi iaitu WHO – SAYS-WHAT – IN WHAT CHANNEL – TO WHOM
– WITH WHAT EFFECT. Teori ini ditujukan untuk menggambarkan proses
komunikasi massa, namun menurut Barbour dan Goldberg (1974) model ini dapat
digunakan untuk menganalisa situasi komunikasi interpersonal dan komunikasi
kelompok.
2. Model Komunikasi
Shannon-Weaver
Model
komunikasi yang dirumuskan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver (1948) adalah
model komunikasi yang dirancang secara khusus untuk menjelaskan transmisi
informasi melalui telefon. Model ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan
beberapa elemen yang terdapat dalam situasi komunikasi interpersonal.
3. Model Komunikasi
Devito
Joseph
A. DeVito menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal mahupun
nonverbal yang terjadi antara dua atau lebih orang yang saling bergantung satu
sama lain. DeVito mengembangkan sebuah model komunikasi yang didasarkan pada
perspektif transaksional dimana setiap peserta komunikasi secara langsung
berperanan sebagai pembicara dan pendengar. DeVito lebih lanjut menjelaskan bahawa
di saat kita mengirimkan mesej, kita juga menerima mesej yang berasal dari
komunikasi yang kita lakukan sendiri dan reaksi yang diberikan oleh penerima
mesej. Adapun komponen-komponen komunikasi yang terdapat dalam model komunikasi
DeVito adalah source-receiver, messages, feedback, feedforward, channel, noise,
context, dan competence.
Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi,
kebanyakan telah disebutkan bahawa faktor – faktor yang memengaruhi komunikasi
tersebut terdapat 8 perkara yang perlu diperhatikan. Menurut Joseph De Vito
dalam komunikasi ini terdapat beberapa elemen penting yang terlibat di
dalamnya. Berikut diantaranya:
Ø Sumber – Penerima
Dalam sebuah
interaksi yang dilakukan akan terjadi dua orang atau lebih yang bertindak
sebagai sumber informasi serta penerima informasi. Kedua elemen penting ini
tidak boleh dihilangkan kerana dua hal tersebut merupakan komponen wajib dalam
melakukan komunikasi yang efektif sehingga sumber dan penerima ini menjadi
elemen yang termasuk dalam teori De Vito.
Ø Mesej
Adapun komponen
yang kedua adalah mesej. Mesej sendiri diertikan sebagai isyarat yang dipandang
sebagai stimuli atau rangsangan yang akan diterima oleh si penerima mesej oleh
salah satu dari kelima panca indera kita. Dengan kata lain, dalam sebuah
interaksi empat mata hal yang kita lakukan adalah saling bertukar mesej melalui panca indera yang kita miliki.
Ø Encoding – Decoding
Encoding adalah
sebuah tindakan yang bertujuan untuk menciptakan sebuah mesej. Ibarat menulis
dan berbicara, sedangkan decoding adalah sebuah tindakan untuk memahami erti
mesej yang disampaikan. Apabila encoding yang dilakukan oleh seseorang adalah
menulis, decoding yang harus dilakukan adalah membaca. Begitu pula ketika
berbicara, encoding yang dilakukan adalah mendengar.
Ø Media (perantara)
Yang dimaksudkan
dengan media disini adalah sebuah perantara dalam menghubungkan terjadinya
sebuah proses komunikasi yang efektif. Dapat dikatakan bahawa, proses tersebut
adalah penerimaan serta penyaluran mesej melalui panca indera yang kita miliki.
Sehingga dapat ditafsirkan oleh otak dengan baik, untuk menyalurkan balasan
selanjutnya.
Ø Gangguan (noise)
Gangguan yang
dimaksud disini adalah segala hal apapun yang mampu menggangu adanya proses
interaksi yang dilakukan.. Dalam hal ini dapat dikatakan sebagai halangan dalam
berkomunikasi. Secara teori digolongkan menjadi: gangguan semantik, gangguan
fisiologi, gangguan psikologi, gangguan intelektual, serta faktor lingkungan.
Ø Maklum Balas (feedback)
Dalam sebuah
interaksi efektif. Penghantar mesej dan penerima mesej akan saling memberikan
feedback terhadap mesej yang kita terima sebagai bentuk dari respon mesej yang
kita kirim atau terima. Maklum balas ini juga terdapat berbagai macam seperti
nonverbal, maklum balas positif, maklum balas negatif dan maklum balas yang
lainnya.
Ø Konteks
Sebuah
komunikasi akan berlangsung dalam sebuah lingkungan tertentu, dimana lingkungan
tersebut akan memengaruhi isi komunikasi yang dilakukan. Hal ini dinamakan
dengan “konteks”. Selain itu, konteks disini juga terbahagi kepada berbagai
jenis seperti Konteks lingkungan, konteks situasi, konteks budaya, serta
konteks – konteks lain yang mampu memengaruhi isi dari komunikasi tersebut.
Ø Etika
Dalam
melakukan komunikasi pasti akan timbul kesesuaian. Dimana kesesuaian ini akan
memengaruhi interaksi selanjutnya. Oleh kerana itu, elemen terakhir yang paling
penting dalam berkomunikasi adalah etika. Dimana kita harus menjaga perilaku
serta tutur kata yang akan kita berikan terhadap rakan komunikasi kita untuk
tetap menjaga hubungan yang baik. Dengan memahami situasi dan kondisi elemen
komunikasi diatas, kita mampu mengasah keterampilan berkomunikasi kita dengan
orang lain. Dengan begitu, kita boleh memperbaiki hubungan antara sesama
individu yang lain.
3.0
Konsep/Komponen/Pemboleh
ubah utama teori
Sifat Komunikasi
Interpersonal
Dalam hal ini Joseph De Vito menyatakan
bahwa, dalam sebuah proses interaksi, terlebih komunikasi interpersonal
pastilah memiliki sifat tertentu yang harus diketahui seseorang demi mencapai
tujuan (mesej) yang ingin disampaikan. Oleh kerananya, pembahagian sifat ini
terbagi menjadi beberapa perkara berikut:
Ø Komunikasi interpersonal
merupakan bentuk komunikasi yang saling bergantung satu sama lain.
Pada
umumnya, komunikasi interpersonal ini terjadi antara dua orang individu atau
lebih. Baik dalam sebuah interaksi kecil antara ayah dan anak, ataupun
interaksi dalam sebuah kelompok kecil seperti keluarga. Dalam hal itu,
komunikasi akan berjalan dengan saling ketergantungan antara pengirim mesej
serta penerima mesej. Sehingga interaksi akan berjalan dengan efektif apabila
kedua perkara tersebut dilakukan.
Ø Komunikasi
interpersonal secara inherent bersifat perhubungan
Sudah
dikatakan bahawa, komunikasi ini merupakan sebuah proses interaksi yang saling
bergantung antara satu sama lain. Tak luput dari hal tersebut, dapat dikatakan
bahawa, komunikasi secara interpersonal itu sangat penting dalam menjaga sebuah
hubungan antara individu. Oleh kerananya komunikasi interspersonal ini bersifat
perhubungan.
Ø Komunikasi
interpersonal berada pada suatu kesatuan
Komunikasi
interpersonal ini terletak dalam rangkaian suatu kesatuan yang panjang dimana kedua
hal tersebut membentangkan dari impersonal ke personal yang lebih tinggi.
Sehingga rangkaian ini membentuk suatu elemen yang disebut sebagai tingkat
keakraban.
Ø Komunikasi
interpersonal melibatkan mesej verbal serta non verbal
Komunikasi
secara interpersonal ini melibatkan pertukaran mesej, baik mesej verbal mahupun
non verbal. Dalam hal ini,boleh dikatakan bahawa, komunikasi ini harus saling
terjadimaklum balas, agar terjadinya komunikasi interpersonal ini semakin
efektif. Biasanya maklum balas verbal tersebut disertai dengan petunjuk –
petunjuk nonverbal contohnya mimik wajah, serta gestur tubuh.
Ø Komunikasi
interpersonal tejadi dalam berbagai bentuk
Secara
perkembangan zaman teori komunikasi juga semakin mengikuti arus berkembangnya
suatu teknologi. Dapat dikatakan bahawa, zaman ini adalah peradaban dengan
teknologi yang sangat maju. Dimana segala bentuk komunikasi dapat dilakukan
melalu media apapun. Seperti contoh melakukan interaksi dengan smartphone
melalui jaringan internet. Dari berbagai sifat tersebut, menjadikan adanya
sebuah interaksi yang efektif juga diperlukan beberapa hal diantaranya adalah
sifat – sifat dari komunikasi interpersonal yang telah dijelaskan diatas.
Dengan begitu, berinteraksi akan semakin mudah dan terampil dalam berbicara.
Prinsip – prinsip dalam
Komunikasi Interpersonal
Setelah mengetahui elemen serta sifat
komunikasi interpersonal, hal selanjutnya yang harus diketahui adalah prinsip
dalam komunikasi ini . Menurut Joseph De Vito (2013) ia mengemukakan bahawa,
prinsip – prinsip komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut]1]:
Ø Komunikasi
interpersonal merupakan proses transaksional
Komunikasi
interpersonal adalah sebuah proses dimana berlangsungnya interaksi akan saling
berkelanjutan dimana elemen masing – masing akan saling ketergantugan dalam
mencapai keefektifan dalam berkomunikasi. Oleh kerananya, dinyatakan bahawa,
komunikasi ini merupakan sebuah proses transaksional adalah suatu jawapan dari
rumitnya hal tersebut.
Ø Komunikasi
interpersonal memiliki tujuan
Dalam
menyampaikan sebuah mesej atau informasi, pastinya pengirim mesej tersebut
memiliki suatu tujuan tertentu tujuan tersebut dirangkum menjadi 5 perkara
penting.
a. Belajar
– berkomunikasi akan membuat kita memahami sisi orang lain dan dunia dengan
baik.
b. Membina
hubungan – komunikasi secara interpersonal membantu kita dalam menyelesaikan
serta merawat hubungan dengan baik.
c. Memengaruhi
– melalui komunikasi secara interpersonal juga terjadi adanya proses saling
memengaruhi sikap serta perilaku terhadap orang lain.
d. Bermain
– komunikasi interpersonal dapat digunakan sebagai kegiatan dalam bermain.
e. Membantu
– melalui komunikasi secara interpersonal seorang ahli terapi boleh melakukan
teknik penyembuhan jiwa yang dikenal dengan komunikasi terapeutik.
Ø Komunikasi
interpersonal dapat berbentuk simetris atau komplementer
Dalam
hal ini bentuk dari komunikasi interpersonal sendiri dapat berupa keadaan yang
mampu merangsang pola pemikiran yang sama mahupun berbeza. Daripada itu, bentuk
seperti ini seringkali memunculkan tanda sebagai bentuk dari mesej yang akan
disampaikan. Sehingga informasi yang diberikan pada nantinya tidak mendapatkan
persepsi yang berbeza.
Ø Komunikasi
interpersonal bersifat irreversible
Yang
dimaksud irreversible disini adalah, komunikasi ini merupakan suatu bentuk
komunikasi yang tidak dapat dihindari, diulang, serta tidak dapat diubah. Oleh
kerananya, ketika berinteraksi sebaik mungkin kita mendengarkan dengan baik apa
yang disampaikan oleh pemgirim mesej sehingga tercapainya bentuk komunikasi
yang efektif.
4.0
Andaian/Idea
Teori
Teori Komunikasi
Interpersonal
Dalam
konteks komunikasi ini , sejumlah teori yang dikemukakan oleh para ahli pada
umumnya dikembangkan berdasarkan situasi yang ada. Hal itu boleh terjadi
sebagai hipotesis baru setelah melalui berbagai macam percubaan sosial. Hal itu terangkum dalam beberapa perkara
yang menjelaskan mengenai kemudahan dalam menyampaikan mesej antara individu.
1. Constructivism
Teori
konstruktivisme merupakan teori kerangka kerja pencipta teori yang
menghubungkan adanya upaya dalam menjelaskan anggapan seseorang dalam
berkomunikasi. Hal itu dapat diketahui melalui berbagai macam cara, salah
satunya adalah menggunakan teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh Jesse
Delia.
2. Symbolic
interactionism
Biasa
disebut sebagai interaksi simbolik, yang memiliki tujuan mengenai kerangka
perspektif dalam mengolah mesej yang disampaikan. Hal ini memengaruhi adanya
komunikasi verbal mahupun nonverbal yang dilakukan individu sehingga perlunya
mengulangkaji mengenai simbol – simbol yang diterapkan oleh masyarakat dalam
memberikan maksud yang diungkapkan.
3. Attribution theory
Sebuah
kerangka kerja untuk memahami bagaimana perilaku masing – masing individu dalam
menginterpretasikan perilaku mereka sendiri dan perilaku orang lain. Sehingga
hal ini dikembangkan Fritz Heider, bahawa manusia akan termotivasi untuk
memahami perilaku diri sendiri serta perilaku orang lain dalam menjelaskan pola
tingkahlaku.
4. Accommodation Theory
Teori
yang dikembangkan oleh Howard Giles ini lebih menitikberatkan terhadap
pengubahan bentuk komunikasi dalam berbagai situasi yang terjadi. Hal ini kerana
komunikasi interpersonal merupakan bentuk interaksi yang paling fleksibel sehingga
perubahan dimensi isi berdasarkan keadaan lingkungan kerap terjadi.
5. Social penetration
theory
Teori
yang diasaskan oleh Irving Altman dan Dalmas Taylor ini menggambarkan bagaimana
pentingnya self disclosure dalam menggerakkan suatu hubungan menjadi lebih
intim dalam bentuk komunikasi yang ideal. Sehingga perubahan pola komunikasi
tersebut akan ternampak pada pola hubungan yang terjalin.
Teori
komunikasi interpersonal diatas, dapat diterapkan dalam pola komunikasi sehari
– hari. Disesuaikan dengan segala bentuk keadaan lingkungan serta situasi yang
ada. Dengan begitu, penerapan dari komunikasi sendiri akan lebih mudah
tercapai. Tidak hanya itu saja, masih dalam konteks komunikasi ini sendiri,
penyelesaian mengenai hubungan antara individu ini masih belum terungkap jelas.
Sehingga perlu adanya perbincangan lebih lanjut mengenai hubungan interpersonal
ini.
Hubungan Interpersonal
Dalam mencapai sebuah hubungan yang
rapat, pola komunikasi yang terjalin sudah harus memasuki ke dalam tahap yang
lebih dalam kerana perbincangan mengenai pola hubungan ini akan ternampak pada
keakraban seseorang tersebut. Boleh diertikan sebagai, hubungan antara personal
akan memengaruhi pola komunikasi yang dibentuk.
Sedikit penjelasan mengenai pola
hubungan itu sendiri bahawa, komunikasi boleh dikatakan ideal (efektif) apabila
terdapat dua faktor,pengirim mesej dan penerima mesej. Kedua faktor tersebut
tidak hanya bertukar mesej sahaja, namun harus saling memberikan maklum balas
yang positif. Apabila ketercapaian itu sudah mampu untuk dilakukan, tindakan
selanjutnya adalah pola hubungan yang dibangunkan.
Ø Tahap hubungan
interpersonal
Dalam melakukan
komunikasi interpersonal, khususnya pola hubungan. Joseph De Vito mengungkapkan
pendapatnya sebagai berikut “sebelum komunikasi interpersonal berjalan dengan
lancar, elemen – elemen yang harus diperhatikan dalam tahap hubungan
interpersonal harus memenuhi (keterlibatan, keakraban, kemunduran, kebaikan,
serta putusnya hubungan)”
Hubungan –
hubungan seperti diatas harus diperhatikan apabila menurut De Vito kerana tahap
dalam melakukan hubungan interpersonal adalah kepastian yang dimiliki oleh setiap
individu.
Ø Faktor – faktor yang
memengaruhi hubungan interpersonal
Menurut Rakhmat
(2001 : 129) terdapat beberapa faktor yang mampu memengaruhi hubungan
interpersonal. Berikut diantaranya: sikap saling percaya, sikap sporting, serta
sikap keterbukaan dalam memberikan pendapat. Ketiga sikap tersebut akan saling
memengaruhi individu dalam melakukan interaksi sehingga pola hubungan yang ada,
akan nampak dengan sendirinya.
5.0
Relevan
teori dan realiti dengan keadaan komunikasi semasa
KAJIAN KES : KOMPETENSI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL BELIA DI SELANGOR
Kompetensi komunikasi interpersonal
merupakan salah satu keperluan terpenting kepada belia yang akan menceburkan
diri dalam dunia pekerjaan kelak. Ini kerana demi menyelaraskan kepesatan
pembangunan yang sedang berlaku pada masa kini, negara sebenarnya sedang
menghadapi masalah sumber manusia yang memiliki kemahiran insaniah yang sejajar
dengan arus pembangunan di negara ini (Nor Zalifah, 2012). Disebabkan hal
tersebut, menguasai kompetensi komunikasi interpersonal merupakan salah satu
langkah utama untuk menempuhi cabaran pembangunan globalisasi yang berasaskan
kepada pengetahuan yang luas, motivasi yang baik dan kemahiran yang tinggi
(Baharom & Mohd Johdi, 2010).
Antara pendekatan yang digunakan dalam
mengkaji tahap penguasaan kompetensi komunikasi interpersonal adalah dengan
melihat perkaitan antara faktor demografi dengan tahap penguasaan kompetensi
komunikasi interpersonal belia. Contohnya melihat perkaitan bangsa dan jantina
yang sering menjadi ciri utama dalam variabel demografi bagi sesebuah
penyelidikan. Selain itu, pengkaji menggunakan variabel faktor demografi kerana
pengkaji terdahulu telah membuktikan bahawa faktor keluarga, pembelajaran dan
media sosial memainkan peranan dalam tahap penguasaan kompetensi komunikasi
interpersonal (Faizullah, 2014). Namun begitu, penelitian secara empirikal yang
mengatakan faktor demografi mempunyai hubungan dengan tahap penguasaan kemahiran
insaniah khususnya kompetensi komunikasi interpersonal adalah masih sukar
ditemui dalam konteks masyarakat di Malaysia khususnya para belia di negara
ini.
Penyataan Masalah
Isu mengenai belia sukar memiliki
pekerjaan kerana kurang kompeten sering dikaitkan dengan kelemahan belia dari
segi kemahiran insaniah terutamanya penguasaan kompetensi komunikasi
interpersonal. Shamsuddin (2012), seramai 400,000 belia di negara ini tidak
mempunyai pekerjaan.
Bahkan populasi ini semakin meningkat
saban tahun, sebagai mana yang dinyatakan dalam laporan statistik kes
pengangguran oleh Jabatan Perangkaan (2015) bahawa jumlah belia yang tidak
bekerja pada tahun 2014 sahaja adalah seramai 439,000 orang.
Bahkan, jika diteliti pada akhbar-akhbar
dan blog-blog pendidikan masa kini, kita sering dipaparkan mengenai belia
sekarang yang semakin kurang memiliki daya kompeten dalam pelbagai aspek dan
menyebabkan majikan kurang berminat untuk mengambil mereka sebagai pekerja.
Sebagaimana kenyataan Maznah (2014) iaitu kelemahan belia memiliki daya
kompetensi menyebabkan mereka sukar untuk diterima bekerja di mana-mana
organisasi.
Selain itu, walaupun ramai pihak yang
menyatakan kompetensi komunikasi interpersonal adalah penting terhadap setiap
individu namun, kajian berkaitan aspek ini masih lagi terhad dan menyebabkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kompetensi komunikasi interpersonal tidak dapat dikenal pasti
secara lebih tepat. Oleh hal yang demikian, kajian ini telah dilaksanakan bagi
mengecilkan ruang kajian ini dalam konteks masyarakat di Malaysia, iaitu dengan
mengenal pasti sama ada faktor demografi mempunyai kaitan dengan tahap
penguasaan kompetensi komunikasi interpersonal belia di negara ini.
OBJEKTIF KAJIAN
Berdasarkan
kepada senario yang diterangkan dalam penyataan masalah, beberapa objektif
kajian telah dikenal pasti seperti berikut, iaitu:
1)
Mengenal pasti elemen kompetensi komunikasi interpersonal yang dikuasai oleh
belia.
2)
Mengenal pasti tahap penguasaan kompetensi komunikasi interpersonal belia berdasarkan
perbezaan jantina.
3)
Mengenal pasti perkaitan antara faktor demografi terpilih dengan tahap penguasaan
kompetensi komunikasi interpersonal belia.
KAJIAN LEPAS
Kompetensi
komunikasi interpersonal merupakan suatu kemampuan untuk berkomunikasi secara
berkesan (Devito, 1995). Keberkesanan dalam hubungan interpersonal adalah
bergantung kepada keupayaan seseorang untuk menyampaikan sesuatu secara jelas
mengenai apa yang hendak disampaikan. Menurut Johnson (1981), komunikasi yang
berkesan akan menimbulkan beberapa perkara kepada pendengar iaitu pengertian,
keupayaan untuk memberi maklum balas, mempengaruhi sikap pendengar, hubungan
antara penyampai dan pendengar menjadi semakin baik dan bertindak.
Oleh
itu, beberapa kajian lepas berkaitan kompetensi komunikasi interpersonal
dirumuskan seperti di bawah. Ibrahim, Saedah & Hadiyanto (2012), menyatakan
sejak akhir-akhir ini pihak majikan sering kali mempersoalkan mengenai
kelemahan belia khususnya graduan universiti yang lemah dari aspek kemahiran
insaniah khususnya terutamanya kompetensi komunikasi interpersonal.
Selain itu, dalam kajian yang dilakukan
oleh Abdul Latif, Adibah, Kassim dan Norhidayah (2010), mendapati tahap
penguasaan kompetensi komunikasi pelajar selepas menjalankan latihan industri
adalah tinggi, manakala tahap penguasaan kompetensi komunikasi interpersonal
pelajar berdasarkan kepada perbezaan jantina pula tidak menunjukkan perbezaan
yang ketara. Ini bermakna, perbezaan jantina bukanlah salah satu sebab untuk
seseorang itu mudah untuk menguasai kompetensi komunikasi dengan mudah.
Seterusnya, Joshua dan Deffany (2013)
pula berpendapat industri masa kini memerlukan bakal pekerja mereka yang
memiliki kompetensi yang tinggi dalam pelbagai aspek khususnya dari segi
kemahiran insaniah. Walaupun begitu, tahap penguasaan kompetensi komunikasi
interpersonal belia yang mereka dapati hanya berada pada tahap sederhana.
Manakala keupayaan dalam berbahasa Inggeris pula berada pada tahap lemah.
Yahya dan Shahabudin (2010), turut
menyatakan bahawa kemahiran komunikasi atau kompetensi komunikasi interpersonal
adalah penting dan akan membantu dalam pelbagai aspek kehidupan. Walau
bagaimanapun, belia yang terlibat dalam kajian mereka mendapati bahawa tahap
kemahiran komunikasi interpersonal mereka hanya berada pada tahap sederhana
sahaja.
Dapatan Kajian
Secara keseluruhannya, penemuan kajian
menunjukkan bahawa elemen kompetensi komunikasi interpersonal yang paling
dikuasai oleh belia di Selangor adalah elemen pengetahuan. Selain itu, penemuan
kajian juga jelas menunjukkan bahawa perbezaan jantina bukan penyebab utama kepada
seseorang untuk menguasai kompetensi komunikasi interpersonal. Manakala latar
belakang belia iaitu etnik tidak mempunyai hubungan yang signifikan kepada
penguasaan kompetensi komunikasi interpersonal[2].
6.0
Analisis/Kritikan
Manfaat Mempelajari
Komunikasi Interpersonal
Banyak hal yang boleh kita dapatkan
ketika mempelajari komunikasi interpersonal untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari – hari.
Ø Dapat
mendatangkan manfaat intelektual yang didalamnya terkandung mengenai pemahaman
terhadap orang lain dan diri sendiri
Ø Memberikan
manfaat latihan berupa pengalaman peribadi dalam melakukan interaksi dengan
orang lain.
Ø komunikasi
ini dapat meningkatkan hubungan yang sudah terjalin dengan berbagai orang. Hal
itu akan memengaruhi perilaku seseorang ke masa hadapanya.
Ø Komunikasi
secara interpersonal membantu seseorang dalam memenuhi kepentingan sosial yang
dimiliki oleh manusia. Bercakap – cakap untuk bertukar fikiran.
Kelemahan komunikasi
interpersonal
1).
Mengenai kesesuaian waktu, yang dimaksudkan disini adalah kesesuaian waktu
untuk bertemu. Setiap orang mempunyai kesibukan masing-masing sehingga untuk
melakukan komunikasi secara bersemuka atau face to face diperlukan waktu yang sesuai
agar keduanya dapat bertemu dan melakukan komunikasi interpersonal bersemuka.
2).Tidak
dapat berkomunikasi dengan orang yang ada di tempat yang berbeza karena
jangkauan bersemuka ini sangat terbatas sehingga memerlukan media untuk
menghubungkan antara satu sama lain agar dapat berkomunikasi. Jadi dalam bersemuka
ini yang menjadi halangan adalah waktu dan jangkauannya yang terbatas.
Seringkali
penerima mesej tidak saling memahami maksud mesej atau informasi dari pengiri
mesej. Hal ini disebabkan beberapa masalah antaranya:
a.
Pengirim
Mesej
Ø Halangan
biologi, contohnya pengirim mesej seorang yang gagap.
Ø Halangan
psikologi, contohnya pengirim mesej yang gugup.
Ø Halangan
gender, contohnya perempuan tidak bersedia berkomunikasi dengan lelaki.
b.
Media
Ø Halangan
teknikal media, contohnya masalah pada teknologi komunikasi (microphone,
telepon, power point, dan lain
sebagainya).
Ø Halangan
geografi, contohnya blank spot pada daerah tertentu sehingga signal HP tidak
dapat ditangkap.
Ø Halangan
simbol/ bahasa, iaitu perbezaan bahasa yang digunakan pada komunikasi tertentu.
Ø Perbezaan
budaya, iaitu perbezaan budaya yang mempengaruhi proses komunikasi.
c.
Penerima
mesej
Ø Halangan
biologi, contohnya penerima mesej seorang yang pekak.
Ø Halangan
psikologi, contohnya penerima mesej yang tidak memberikan tumpuan dengan percakapan.
Ø Masalah
gender, contohnya seorang perempuan akan tersipu malu jika membincangkan
masalah seksual dengan seorang lelaki.
SWOT ANALISIS
Analisis
SWOT (KLAP) adalah teknik asas yang selalu digunakan di dalam pengurusan
strategic (strategic planning ), mempertingkatkan kecemerlangan organisasi
(improving company success), program pembangunan organisasi (organizational
development ) dan mengenalpasti kelebihan persaingan (identifying
competitiveadvantage)[3].
SWOT
(KLAP) didefinisi berdasarkan kepada kriteria berikut :
Strengths(Kekuatan)
ialah factor dalaman di dalam organisasi yang membantu kepada
pencapaianobjektif.
Weaknesses (Kelemahan)
ialah faktor dalaman di dalam organisasi yang memberikankemudaratan/kekangan
kepada pencapaian objektif.
Opportunities (Peluang)
ialah faktor luaran yang membantu dan memberikan kesan positif kepadapencapaian
objektif.
Threats (Ancaman)
ialah faktor luaran yang membantutkan dan memberikan kesan negatif
kepadapencapaian objektif
Berdasarkan
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh Teori Komunikasi Interpersonal ini,
dapat kami rumuskan dalam bentuk SWOT Analisis seperti berikut : -
Kekuatan (Strength)
Ø
Bertukar idea atau pandangan secara langsung
Ø
pengalaman peribadi dalam melakukan interaksi dengan orang lain.
Ø
Merapatkan hubungan ukhuwah yang sedia terjalin
Ø
manfaat intelektual mengenai pemahaman terhadap orang lain dan diri
sendiri
|
Kelemahan (weaknesses)
Ø
kesesuaian waktu untuk bertemu
Ø
jangkauan jarak sehingga memerlukan media atau alat untuk berkomunikasi
|
Peluang (Opportunities)
Ø
boleh bertemu atau bersemuka secara langsung (face to face)
Ø
boleh melihat secara fizikal di depan mata
Ø
boleh membaca gesture atau postur tubuh
|
Halangan(Threats)
Ø Halangan
Biologi dan fisiologi apabila pengirim mesej atau penerima mesej mempunyai
masalah dari segi gagap, gugup atau pekak.
Ø Halangan
daripada media seperti masalah pada teknologi komunikasi seperti telefon
tidak memperolehi signal di gegografi terttentu dan halangan simbol/ bahasa,
iaitu perbezaan bahasa yang digunakan pada komunikasi tertentu
|
7.0
Kesimpulan/Ringkasan
Kesimpulannya setiap teori komunikasi
mempunyai kelebihan dan kelemahanya. Apapun teori komunikasi secara
interpersonal ini adalah lebih mudah dilaksanakan kerana melibatkan komunikasi
antara individu yang terdiri daripada dua orang atau lebih. Ia bersifat terus
iaitu bersemuka tanpa menggunakan sebarang perantaraan atau saluran tertentu.
Teori komunikasi ini masih releven digunapakai pada hari ini walaupun zaman
sudah berubah seiring dengan peningkatan tekonologi. Walaubagaimanapun apa
sahaja teori komunikasi yang diperkenalkan oleh ahli ilmuan barat, kami
berpendapat komunikasi yang diajar oleh Agama Islam iaitu beradab dan bersopan
santun tetap perlu diutamakan dan diamalkan dalam kehidupan kita seharian.
Firman Allah:
“Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam
kerugian; Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan mereka pula
berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar.” [al-Asr:
1-3]
Komunikasi memainkan peranan dalam perjalanan
kehidupan setiap makhluk Allah yang ada di mukabumi ini. Ianya adalah asas
dalam kehidupan seseorang manusia. Dalam aspek pekerjaan dan perniagaan,
komunikasi menjadi nadi yang menentukan kejayaan dan kegagalan sesebuah operasi
atau perancangan. Sebagai alat untuk
menyampaikan maksud serta maklumat kepada setiap individu, masyarakat mahupun
organisasi. Kegagalan untuk menyampaikan maklumat atau maksud yang
sebenar-benarnya boleh menyebabkan salah faham dan seterusnya krisis yang tidak
diingini. Oleh itu setiap inidividu atau pekerja dalam sesebuah organisasi dari
semua peringkat perlu mengamalkan kaedah atau sistem komunikasi yang berkesan .
Cantiknya
Islam kerana ia telah menggariskan teknik-teknik komunikasi yang berkesan
samada untuk individu mahupun organisasi. Komunikasi secara islam mampu untuk
mengurangkan malah menghapuskan salah faham dalam penyampaian maklumat mahupun
dalam mentadbir dan menguruskan organisasi.
8.0
Rujukan
[1]
Interpersonal Communication Book, The, 13th Edition, Joseph A. DeVito, , Hunter
College of the City University of New York (2013) Pearson Publication.
[2]
Jurnal Kompetensi Komunikasi Interpersonal Belia Di Selangor, Arvin Lawrence
Lampakas & Wan Anita Wan Abas, Institut Penyelidikan Pembangunan Belia
Malaysia.
[3]
Analisis Swot, Ku Amir Ku Daud, Universiti Malaysia Perlis
Comments